Kamis, 05 Maret 2015

Mengenal keunikan Upacara Pemakaman dan Gua Makam di Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Suku Toraja adalah suku yang menetap dipegunungan bagian utara Sulawesi Selatan,Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa. Mayoritas suku Toraja memelukagama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan Kepercayaan Animisme (AlukTo Dolo)

Suku Toraja memiliki banyak keunikan, mulai dari pakaian,rumah adat,kuliner,ukiran kayu dan upacara pemakaman. Saya akan menjelaskan keunikan tradisi upacara pemakaman (Rambu Solo') dan gua makam (Londa) di Tana Toraja, Makassar, SulawesiSelatan

Rumah Tongkonan khas Suku Toraja

Pa'piong makanan khas Suku Toraja

Ukiran Kayu Khas Toraja


Rambu Solo' merupakan acara tradisi upacara pemakaman yang sangat meriah di TanaToraja, karena memakan waktu berhari-hari untuk merayakannya. Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal.Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Rambu Solo' dilaksanakan pada siang hari,saat matahari mulai condong ke barat dan biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari bahkan bisa sampai 2 minggu untuk kalangan bangsawan.

Upacara pemakaman kadang baru digelar setelah berminggu-minggu,berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sejak kematian. Bertujuan agar pihak keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk biaya pemakaman. Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan proses menuju Dunia Arwah. Dalam masa penungguan, jenazah dibungkus dengan beberapahelai kain dan disimpan dibawah tongkonan.

Dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang dipertontonkan,diantaranya adu kerbau dan adu kaki. Kerbau-kerbau yang akan dikorbankan diaduter lebih dahulu sebelum disembelih.

Kerbau yang disembelih bukan kerbau biasa, tetapi kerbau bule Tedong Bonga yang harganya +- 10-50juta per ekor. Kerbau yang disembelih dengan cara menebas leherkerbau hanya dengan sekali tebasan dengan menggunakan golok. Semakin berkuasaseseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Suku Toraja mempercayai,arwah membutuhkan kerbau untuk perjalanan cepat sampai di Puya (Dunia Arwah)
Kerbau Bule (Tedong Bonga)



Upacara Pemakaman khas Suku Toraja

  • Londa (Gua Makam)
Di Tana Toraja ada 3 cara pemakaman yaitu;
  1. Peti disimpan dalam gua
  2. Dimakam di batu berukir
  3. Digantung di tebing
Londa merupakan salah satu gua makam yang paling banyak diminati sebagai destinasi wisata di Tana Toraja. Gua makam ini sudah berusia ratusan tahun dan masih dijadikan tempat pemakaman oleh suku Toraja hingga sekarang. Terletak di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi.


Dari kejauhan, tampak tebing curam yang dirimbuni pepohonan hijau. Anda mungkin dapat melihat peti jenazah berwarna cerah diselipkan di celah-celah dinding tebing. Di kaki tebing tinggi,tersembunyi gua alam yang dijadikan makam. Di dinding tebing sekitar gua, anda akan melihat deretan patung kayu (tau-tau) di tebing batu yang dipahat. Tau-tau adalah kayu yang dipahat semirip mungkin dengan jenazah yang dikubur disana
Bukit Kubur Batu

Tau-tau kaum bangsawan 
Tau-tau rakyat biasa

Di sekitar tau-tau tampak peti mati yang disangga oleh kayu hingga peti tersebut aman berada diatas tebing. Ini lah makam gantung yang kerap disebut-sebut orang sebagai daya tarik lain dari Tana Toraja. Peti mati (erong) tersebut adalah peti mati kau bangsawan atau yang kedudukannya terhormat. Semakin tinggi letak petinya maka semakin tinggi derajat jenazah yang dikubur disana


Masyarakat Toraja percaya bahwa orang yang meninggal dapat membawa hartanya ke kehidupan setelah mati, Inilah salah satu alasan mengapa mereka mengubur peti-peti mati ditempat yang tinggi. Selain untuk melindungi harta yang ikut dikubur, mereka juga percaya bahwa semakin tinggi letak peti mati maka semakin dekat perjalanan roh yang meninggal menuju tempatnya setelah mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar